PEMBANGUNAN
KONTEKS DAN PEMODELAN TEKS
CERITA PENDEK
Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen
adalah karangan pendek yang
berbentuk prosa. Sebuah cerpen
mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa, dan pengalaman. Tokoh
dalam cerpen tidak
mengalami perubahan nasib.
Adapun ciri-ciri sebuah cerpen adalah sebagai
berikut.
- Bentuk tulisan singkat, padat, dan lebih pendek daripada novel.
- Tulisan kurang dari 10.000 kata.
- Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun orang lain.
- Tidak melukiskan seluruh kehidupan pelakunya karena mengangkat masalah tunggal atau sarinya saja.
- Habis dibaca sekali duduk dan hanya mengisahkan sesuatu yang berarti bagi pelakunya.
- Tokoh-tokohnya dilukiskan mengalami konflik sampai pada penyelesai annya.
- Penggunaan kata-katanya sangat ekonomis dan mudah dikenal masyarakat.
- Meninggalkan kesan mendalam dan efek pada perasaan pembaca.
- Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis, tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib.
- Beralur tunggal dan lurus.
- Penokohannya sangat sederhana, singkat, dan tidak mendalam.
Struktur Teks Cerita Pendek
- Abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita.
- Tahapan orientasi merupakan struktur yang berisi pengenalan latar cerita berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen.
- Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Berbagai konflik ini pada akhirnya akan mengarah pada klimaks, yaitu saat sebuah konflik mencapai tingkat intensitas tertinggi.
- Pada tahapan evaluasi, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
- Pada resolusi, pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
- Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks.
Struktur rangkaian kejadian dalam cerita pendek sering
disebut dengan alur atau plot. Rangkaian kejadian ini disusun sebagai sebuah
interrelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian
dalam keseluruhan cerita.
Menurut Nurgiyantoro (1988), terdapat dua teknik penyampaian
cerita, yaitu alur progresif atau alur lurus, yang mengisahkan rangkaian
peristiwa secara kronologis, dan alur regresif (flashback) atau sorot balik,
yang urutan peristiwa ceritanya tidak kronologis atau tidak berurutan.
Unsur-unsur Cerita Pendek
Unsur intrinsik cerpen
A. Tema
Gagasan pokok yang mendasari dari sebuah cerita. Tema-tema
pada umumnya yang terdapat dalam sebuah cerita biasanya dapat langsung terlihat
jelas di dalam cerita (tersurat) dan tidak langsung, dimana si pembaca harus
bisa menyimpulkan sendiri (tersirat).
B. Alur (Plot)
Jalan dari cerita sebuah karya sastra. Secara garis besarnya
urutan tahapan alur dalam sebuah cerita antara antara lain: perkenalan >
mucul konflik atau permasalahan > peningkatan konflik – puncak konflik atau
klimaks > penurunan konflik > penyelesaian.
C. Setting atau latar
setting sangat berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana
dalam sebuah cerita tersebut.
D. Tokoh Atau Pelaku
Yaitu pelaku pada sebuah cerita. Setiap tokoh biasanya
mempunyai watak , sikap, sifat dan juga kondisi fisik yang disebut dengan
perwatakan atau karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama
dalam sebuah cerita), antagonis (lawan dari tokoh utama atau protagonis) dan
tokoh figuran (tokoh pendukung untuk
cerita).
E. Penokohan (perwatakan)
Pemberian sifat pada tokoh atau pelaku cerita. Sifat yang telah
diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap
sesuatu. Metode penokohan ada 2 (dua) macam diantaranya:
Metode analitik adalah metode penokohan yang memaparkan
ataupun menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misalnya seperti: penakut,
sombong, pemalu, pemarah, keras kepala, dll.
Metode dramatik adalah suatu metode penokohan secara tidak
langsung memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh melalui: Penggambaran fisik
(Misalnya berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit, dll),
penggambaran melalui percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain, Teknik reaksi
tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap, dsb).
F. Sudut Pandang (Point of View)
Adalah visi pengarang dalam memandang suatu peristiwa di
dalam cerita. Ada beberapa macam sudut pandang, diantaranya yaitu sudut pandang
orang pertama (gaya bahasa dengan sudut pandang
“aku”), sudut pandang peninjau (orang ke-3), dan sudut pandang campuran.
Sudut pandang sama juga dengan kata ganti orang.
Secara umum, sudut pandang atau
kata ganti orang dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kata ganti orang pertama (orang yang berbicara)
Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “aku , saya” dll.
Jamak, yaitu ditandai oleh “kata kami dan kita”.
2. Kata ganti orang kedua (orang yang dibicarakan)
Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “kamu, engkau, saudara,
ada, bapak,” dll.
Jamak, yaitu ditandai oleh kata “kalian”.
3. Kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan)
Tunggal, yaitu ditandai oleh kata “Ia, dia, beliau,” dll.
Jamak, taitu ditandai oleh kata “mereka”.
G. Amanat atau pesan
Yaitu amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui
karyanya kepada pembaca atau pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan
sebagainya.
Unsur ekstrinsik cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membentuk yang
terdapat di luar cerpen itu sendiri(unsur yang berada di luar karya sastra).
Unsur-unsur ekstrinsik dari cerpen tidak bisa terlepas dari keadaan masyarakat
saat diman cerpen itu dibuat oleh si penulis. Unsur ini sangat memiliki banyak
pengaruh pada penyajian amanat maupun latar belakang dari cerpen itu sendiri.
Dibawah ini akan unsur ekstrinsik dari cerpen diantaranya:
A. Latar belakang masyarakat
Yaitu pengaruh dari kondisi latar belakang masyarakat sangat
lah berpengaruh besar terhadap terbentuknya sebuah cerita khususnya cerpen.
Pemahaman itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi politik negara,
kondisi sosial masyarakat, sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.
B. Latar belakang pengarang
Ini bisa meliputi pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan
sejarah hasil karangan yang sebelumnya. Latar belakang pengarang biasanya
terdiri dari:
Biografi, Ini berisikan mengenai riwayat hidup pengarang
cerita, yang ditulis secara keseluruhan.
Kondisi psikologis, ini berisi mengenai pemahaman kondisi
mood atau keadaan yang mengharuskan seorang pengarang menulis cerita atau
cerpen.
Aliran Sastra, seorang penulis pastinya akan mengikuti
aliran sastra tertentu. Ini sangatlah berpengaruh pada gaya penulisan yang
dipakai oleh penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.
3 komentar:
Kak.. maksud dari tdk mengalmi perubhn bagaimana? Apa maksudnya begini ' dia yang tadinya baik jd jaht terus baik lagi?
Perubahan nasib
Kak.. maksud dari tdk mengalmi perubhn nasib bagaimana? Apa maksudnya begini ' dia yang tadinya baik jd jaht terus baik lagi?
Balas
Posting Komentar