Rabu, 9 Desember 2015
PANTUN
Pantun merupakan salah satu bentuk karya sastra berupa
sajak.
Ada beberapa bentuk sajak seperti, syair, gurindam, dan
puisi.
Struktur Teks Pantun :
- terdapat sampiran,
- terdapat isi,
- satu bait terdiri dari dua, empat, enam, delapan, sepuluh, dua belas baris (jumlah baris genap),
- persajakan ; aa; ab; ab-ab; abc-abc; abcd-abcd
- Secara umum pantun adalah sajak yang terdiri dari empat baris, bersajak ab-ab, baris satu dan dua merupakan sampiran, baris tiga dan empat merupakan isi.
contoh : kalau ada sumur di ladang
boleh
kita menumpang mandi
kalau ada
umur panjang
boleh
kita bertemu lagi
Bentuk-Bentuk Pantun Berdasarkan Baris/Larik :
1. Pantun kilat/karmina adalah pantun yang terdiri dari dua
baris, bersajak aa atau ab.
contoh :kura-kura
dalam perahu,
pura-pura tidak tahu.
contoh : Bukan
hamba takutkan mandi,
takut
hamba berbasah-basah,
mandi
di lubuk Pariangan.
Bukan
hamba takutkan mati,
takut
hamba kan patah-patah,
di
dalam pertunangan.
3. Pantun berkait adalah pantun yang berkait antara bait
satu dengan bait kedua.
Contoh : Pulau
Pandan jauh ke tengah
Gunung Daik bercabang tiga.
Hancur badan di kandung tanah,
budi
yang baik dikenang juga.
Gunung
Daik bercabang tiga,
tampak
jauh dari seberang.
Budi
yang baik dikenang juga
khidmat bakti disanjung orang.
Struktur fisik pantun :
- diksi
Diksi yang digunakan dalam pantun lama biasanya kata-kata yang jarang ditemukan. Contoh kata tingkap,langau, gaharu, pedada, dll. Diksi yang digunakan dalam pantun modern biasanya berhubungan dengan kondisi masyarakat modern dengan sarana dan prasarana mutakhir.
- bahasa kias
- imaji
-imaji auditif(didengar)
-imaji taktil (dirasa)
- bunyi (rima dan ritme)
Evaluasi Pantun
Pada pantun lama, sampiran dan isi memiliki hubungan yang
erat.
Contoh : Jika ada sumur di ladang
Boleh
kita menumpang mandi
Kalau ada
umur panjang
Boleh
kita bertemu lagi
Hubungan tidak hanya pada kesamaan rima ng/i/ng/i, tetapi
juga terletak pada kandungan maknanya. Seorang dapat menumpang mandi (baris
kedua) dan dapat berjumpa lagi (baris keempat) ditentukan oleh dua hal. Kedua
hal tersebut memiliki kadar kemungkinan yang sama. Kebradaan sumur di ladang
(baris pertama) dan keberadaan umur yang panjang (baris ketiga). Karena, tidak
semua ladang memiliki sumur dan tidak semua orang memiliki umur (yang panjang).
Keberadaan sumur di ladang yang memungkinkan orang dapat menumpang mandi
(sampiran). Dengan demikian, berkorelasi dengan keberadaan umur panjang yang
memungkinkan orang dapat berjumpa lagi (isi).
Pada pantun modern, hubungan antara sampiran dan isi pantun
tidaklah erat bahkan kadang tidak memiliki hubungan secara substansi.
Jadi, pantun modern secara umum, sampiran dibuat secara asal
(hanya sebagai pelengkap). Tidak lagi merupakan pembayang isi yang mencerminkan
kearifan dan kepiawaian seseorang dalam memahami perilaku alam (suasana
sekitar) sebagai latar yang dijalin dengan penuh logika, wawasan, kewajaran,
keindahan, dan perpaduan yang masuk akal
Resume
dari Buku Kelas XI : Bahasa Indonesia; Ekspresi diri dan Akademik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar